Penyebab Katarak Menyerang di Usia Muda, Waspadai Tanda-tandanya
Katarak tidak lagi menjadi penyakit yang identik dengan usia lanjut.
Fenomena meningkatnya kasus katarak pada usia muda di Indonesia menjadi perhatian serius.
Berbagai faktor risiko yang sebelumnya dianggap sepele kini terbukti berkontribusi terhadap munculnya katarak di usia produktif.
Katarak merupakan kondisi kekeruhan pada lensa mata yang mengakibatkan penurunan kualitas penglihatan.
Meskipun umumnya terjadi pada lansia, kini katarak juga banyak ditemukan pada individu berusia muda di Indonesia.
Dilansir dari Inca Hospital, salah satu faktor utama penyebab katarak di usia muda adalah faktor genetik atau keturunan.
Jika salah satu anggota keluarga menderita katarak, risiko terkena penyakit serupa di usia muda meningkat signifikan.
Selain faktor genetik, gangguan metabolisme seperti diabetes mellitus juga berperan dalam meningkatkan risiko katarak di usia muda.
Peningkatan kadar gula darah dapat menyebabkan penumpukan sorbitol pada lensa mata, sehingga lensa menjadi keruh dan mengganggu penglihatan.
Paparan sinar ultraviolet (UV) dari matahari secara berlebihan juga menjadi faktor risiko yang signifikan.
Sinar UV dapat merusak protein pada lensa mata, menyebabkan oksidasi, dan akhirnya memicu katarak.
Indonesia, sebagai negara tropis dengan paparan sinar matahari sepanjang tahun, membuat masyarakatnya lebih rentan terhadap risiko ini.
Cedera pada mata, baik akibat benturan benda tumpul maupun tajam, dapat menyebabkan katarak traumatik.
Kerusakan pada struktur lensa akibat cedera tersebut menyebabkan kekeruhan yang dapat berkembang menjadi katarak.
Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol berlebihan juga berkontribusi terhadap peningkatan risiko katarak di usia muda.
Zat-zat berbahaya dalam rokok dan alkohol dapat mempercepat proses oksidasi pada lensa mata, sehingga mempercepat timbulnya katarak.
Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid, dalam jangka panjang juga diketahui dapat meningkatkan risiko katarak.
Obat-obatan ini dapat mempengaruhi metabolisme lensa mata, sehingga mempercepat proses kekeruhan.
Paparan radiasi, baik dari sinar-X maupun radiasi lainnya, juga dapat merusak lensa mata dan memicu katarak.
Individu yang sering terpapar radiasi, seperti petugas medis atau pasien yang menjalani terapi radiasi, memiliki risiko lebih tinggi.
Penggunaan gadget secara berlebihan juga menjadi perhatian.
Meskipun belum ada bukti ilmiah yang kuat, paparan cahaya biru dari layar gadget diduga dapat merusak lensa mata dan mempercepat timbulnya katarak.
Kurangnya asupan antioksidan dalam pola makan sehari-hari turut memperbesar peluang terjadinya katarak dini.
Antioksidan berfungsi melindungi sel-sel tubuh, termasuk pada mata, dari kerusakan akibat radikal bebas.
Kekurangan nutrisi penting seperti vitamin C, E, dan beta-karoten membuat lensa mata lebih rentan terhadap kerusakan.
Stres oksidatif yang terjadi akibat polusi udara dan kebiasaan tidak sehat memperparah kondisi mata secara bertahap.
Tidak mengherankan jika anak muda di perkotaan besar kini lebih sering terdiagnosis mengalami kekeruhan pada lensa mata.
Kasus ini sering tidak disadari sejak awal karena gejala katarak pada usia muda tidak selalu langsung menyebabkan kebutaan.
Gejala awal berupa penglihatan kabur, silau saat melihat cahaya terang, atau kesulitan melihat pada malam hari seringkali diabaikan.
Pemeriksaan mata rutin sangat disarankan untuk mendeteksi adanya perubahan pada lensa sebelum kondisi memburuk.
Untuk mencegah katarak di usia muda, penting untuk menerapkan gaya hidup sehat.
Menghindari paparan sinar UV dengan menggunakan kacamata hitam, menjaga kadar gula darah, menghindari merokok dan konsumsi alkohol, serta membatasi penggunaan gadget dapat membantu mengurangi risiko.
Mengonsumsi makanan tinggi antioksidan seperti wortel, bayam, dan buah-buahan berwarna cerah juga sangat dianjurkan.
Jika sudah terdiagnosis menderita katarak, satu-satunya pengobatan yang efektif adalah melalui operasi penggantian lensa mata.
Namun, tindakan ini sebaiknya menjadi pilihan terakhir, karena pencegahan tetap lebih baik dan murah daripada pengobatan.
Kesadaran masyarakat, khususnya anak muda, terhadap pentingnya menjaga kesehatan mata harus terus ditingkatkan.
Kampanye kesehatan mata sejak usia dini menjadi langkah penting untuk mencegah memburuknya tren katarak di usia muda.
Dengan pemahaman dan tindakan preventif yang tepat, generasi muda Indonesia dapat terhindar dari ancaman kebutaan akibat katarak.***